Holder Bitcoin Semakin Enggan Lepas BTC, Ini Alasannya!
Data on-chain baru-baru ini menunjukkan bahwa semakin banyak holder Bitcoin (BTC) yang memilih untuk mempertahankan aset mereka, mencerminkan keyakinan yang menguat terhadap potensi jangka panjang aset kripto terbesar di dunia ini.
Berdasarkan data CryptoQuant yang memantau pergerakan suplai holder Bitcoin jangka panjang dan pendek, saat ini hanya sekitar 10% dari pemegang Bitcoin yang berminat untuk menjual BTC mereka. Angka ini mencatat penurunan signifikan dibandingkan dengan tingkat penjualan mencapai 26% pada tahun 2021 dan 64% pada 2013.
Siklus pasokan Bitcoin dari holder jangka panjang dan jangka pendek. Sumber: @ AxelAdlerJr /XFenomena ini semakin menarik untuk diamati karena Bitcoin sebenarnya telah mengalami penurunan harga yang signifikan mencapai 15% dari rekor tertingginya pada Maret 2024 di US$73.737 menjadi US$62.000 pada Oktober. Kendati demikian, aset kripto ini tetap mencatat kenaikan hingga 123% berdasarkan pertumbuhan Year-on-Year (YoY).
Baca juga: Metaplanet Akuisisi Bitcoin Hingga Rp106 Miliar!
Faktor Pendorong Tren “HODL”
Salah satu alasan mengapa Bitcoin menjadi semakin langka adalah bahwa Bitcoin diciptakan sebagai aset deflasi dengan pasokan tetap, di mana hanya akan ada 21 juta BTC yang beredar di dunia.
Menurut data CryptoQuant , cadangan Bitcoin yang tersisa di exchange global saat ini hanya berkisar di 2.560.058 BTC. Keterbatasan ini mendorong para pemegang Bitcoin untuk menahan aset mereka secara jangka panjang, menciptakan tekanan suplai yang memperkuat tren Hold on for Dear Life (HODL).
Baca juga: Metrik Cadangan Bitcoin di Exchange Sentuh Titik Terendah Sejak 2022
Adapun, persetujuan ETF Bitcoin spot di AS pada awal tahun 2024 mendorong lebih banyak investor institusi yang memborong Bitcoin, dibandingkan investor ritel. Data dari SoSoValue menunjukkan bahwa penerbit ETF Bitcoin saat ini mengelola BTC hingga US$58,8 miliar, yang menyumbang pangsa pasar hampir 5% dari total keseluruhan kapitalisasi Bitcoin.
Sementara itu, CEO Blockstream, Adam Back, mencatat bahwa saat ini tidak ada opsi beli (put) atau jual (call) yang berdurasi lebih lama dari satu tahun. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh keengganan sebagian besar trader opsi untuk menjual call mereka, mengingat tingginya permintaan di pasar yang akan dengan cepat menyerap opsi-opsi tersebut.
Baca juga: Bitcoin Masih Menjadi Top Performer Walau Kuartal 3 Melemah
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Anda mungkin juga menyukai
Coinbase melihat agen AI dan kripto mendorong ledakan ekonomi sehari setelah CEO Brian Armstrong menawarkan bot perdagangan memecoin sebuah dompet
Ringkasan Cepat Coinbase telah menguraikan visinya untuk masa depan di mana agen AI dapat menggunakan kripto untuk memicu pertumbuhan ekonomi. Pada hari Rabu, Coinbase menawarkan dompet kepada jutawan baru, bot perdagangan memecoin yang dikenal sebagai Truth Terminal.
Aptos Foundation bermitra dengan startup kripto-AI untuk membangun alat bahasa pemrograman Move
Ringkasan Cepat Yayasan ini bekerja sama dengan platform AI terdesentralisasi FLock.io untuk menciptakan alat bertenaga AI untuk bahasa pemrograman khusus Move.
Bitcoin bisa menguji rekor tertingginya di atas $73,000 pada hari pemilihan AS, kata analis Standard Chartered
Analis Standard Chartered Geoff Kendrick memperkirakan bitcoin akan kembali mencapai rekor tertingginya lebih dari $73,000 pada hari pemilihan presiden AS. Kendrick mendasarkan prediksinya pada derivatif bitcoin dan indikator volume perdagangan.
Kraken berencana meluncurkan 'Ink' Ethereum Layer 2 pada tahun 2025 yang dibangun menggunakan OP Stack
Ringkasan Cepat Bursa kripto Kraken akan meluncurkan blockchain Layer 2 miliknya yang disebut "Ink" pada kuartal pertama tahun 2025. Dibangun menggunakan OP Stack, Ink mengikuti jejak peluncuran Base oleh bursa kripto pesaing, Coinbase, pada tahun 2023.